Senin, 08 Oktober 2012

Budi Oetomo, Sarikat Islam,Indische Partij, Peletak Pondasi Awal Kebangsaan

BAB 1
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pada sekitar abad ke-20 masih banyak sekali rakyat Indonesia yang tidak dapat membaca dan menulis. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian berupa catatan tentang orang-orang yang dapat membaca dan menulis di Pulau Jawa yang pernah dilakukan oleh Mahlenfeld yang dimuat dalam harian de Locomotief.
Di Pulau Jawa rata-rata dari 1000 orang hanya 15 orang saja yang dapat membaca dan menulis. Daerah Madiun dari 1000 orang hanyaa 24 orang yang tidak buta huruf, di Madura terdapat 6 orang, sementara itu di Tangerang, Jatinegara, dan Karawang terdapat masing-masing 1 orang. Melihat hasil catatan tersebut nyatanya kondisi pendidikan dinegara ini sangat memperihatinkan. Keadaan menyedihkan ini disadari juga oleh para pelajar Jawa, yang pada waktu itu menjalani pendidikan di STOVIA. Para pelajar ini termasuk orang yang beruntung karena masih bisa mengenyam pendidikan pada masa itu. Meskipun demikian sebagian besar rakyat Indonesiabaik dalam bidang Spiritual maupun material masih terlambat.
Oleh karena itu, muncullah keinginan untuk mendirikan suatu perhimpunan pelajar yang bertujuan mempercepat usaha kearah kemajuan rakyat. Ada banyak perkumpulan para pemuda Indonesia yang berusaha ingin merubah nasib rakyat Indonesia menjadi lebih baik lagi yang telah banyak dibentuk pada masa Pergerakan Nasional sampai masa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Diantaranya Budi Utomo, Sarekat Islam, dan Indische Partij. Untuk mengetahui lebih jelas lagi, kami akan memaparkan lebih luas lagi tentang organisasi-organisasi tersebut.
B.    Rumusan Masalah
1.    Bagaimanamunculnya Budi Utomo?
2.    BagaimanamunculnyaSarekat Islam?
3.    BagaimanamunculnyaIndische Partij?
C.    Tujuan
Mengetahui organisasi-organisasi awal Pergerakan Nasional Indonesia

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Organisasi-organisasi Awal Pergerakan Nasional Indonesia
Keadaan bangsa Indonesia yang sangat memprihatinkan terutama terlihat dalam bidang pendidikan dimana banyak sekali rakyat Indonesia yang buta huruf. Hal ini mendorong banyaknya bermuncullan pemuda-pemuda yang peduli terhadap penderitaan masyarakat Indonesia yang semakin tertindas oleh penjajah saat itu, yang semakin berada dalam jurang kebodohan, sehingga mereka bersatu untuk membentuk sebuah organisasi yang akan merubah kehidupan masyarakat menjadi lebih baik lagi. Organisasi-organisasi yang didirikaan oleh para pemuda tersebut pada awal pergerakan nasional diantaranya:
1.    Budi Utomo
Kondisi sosial ekonomi yang semakin buruk sekitar abad ke-20 membuat rakyat Indonesia berada dalam kemelaratan dan kesengsaraan. Sebagai akibat politik etis yang didalamnya terkandung usaha memajukan pengajaran maka pada dekade pertama abad ke-20 anak-anak Indonesia masih mengalami kekurangan dana belajar. Keadaan ini menimbulkan rasa keprihatinan dr. Whidin Sudirohusodo untuk dapat menghimpun dana, sehingga pada tahun 1906-1907 beliau melakukan propaganda berkeliling Jawa. Ide yang baik dari dr. Whidin Sudirohusodo ini diterima dan disambut baik oleh Sutomo yakni seorang mahasiswa School Tot Opleiding Voor Inlandsche Arsten(STOVIA) yang kemudian menjadi awal beririnya organisasi yang bernama Budi Utomo. Budi Utomo didirikan pada tanggal 20 Mei 1908. 
Setelahterbentuknya Budi Utomomakasegeralahdilakukankongrespertama Budi utomo, demi kelancarankongresDokterWahidinSudirohusodoberkelilinguntukmencaridukungandandana. Di Jakarta sutomodankawan-kawanmelakukanpersiapankongresdenganmenyebarkansuratedarandanmencariunagkekanandankekiri demi kelancaranpelaksanaankongrespertama Budi Utomo. Padaakhirnyakongres Budi utomoTerlaksanapadatanggal 3-4 Oktober 1908 di Yogyakarta.Dalamrapatkongres yang pertamainiterjadiperdebatan yang cukuphangat demi kamajuanbangsa.Akhirnyadalamkongres inimenerimausulandariJakartadanmenetapkansebagaitujuanperkumpulan, kemajuanselarasuntuknegaradanbangsa, terutamakemajuanpengajaran,pertanian, peternakan, perdagangan, teknik industri,kesenian, danpengetahuan. Dalamkongrestersebutjugamemutuskan Kota Yogyakarta sebagaipusatperkumpulandan  R.T. TirtokusumobupatidariKarangAnyarsebagaiKetua Budi Utomo yang pertama.
Corak baru yang diperkenalkan Budi Utomo adalah kesadaran lokal yang diformulasikan dalam wadah organisasi modern dalam arti bahwa organisasi itu mempunyai pimpinan, ideologi yang jelas, dan anggota. Yang sangat menarik pada Budi Utomo adalah organisasi ini diikuti oleh organisasi lainnya dan dari sinilah terjadi perubahan-perubahan sosio-politik.
Kemuncullan Budi Utomo ini merupakan suatu kebangkitan ditimur dalam arti luas kebangkitan budaya timur. Walaupun demikian ada orang-orang yang tidak senang terhadap lahirnya Budi Utomo terutama dikalangan priyayi gedhe. Pada tahun 1908 di Semarang para Bupati membentuk perkumpulan Regenten Bond Setia Mulia guna mencegah cita-cita Budi Utomo yang dianggap telah mengganggu stabilitas sosial mereka.
Pancaran etnonasionalisme makin membesar. Hal ini dibuktikan dalam kongres BU yang diselenggarakan pada tanggal 3-5 Oktober 1908. Dalam waktu singkat didalam Budi Utomo terjadi perubahan orientasi yakni jika semula orientasinya terbatas pada kalangan priyayi maka menurut berita yang dimuat dalam Bataviaasch Nieuwsblad tanggal 23 Juli 1908, BU cabang Jakarta mulai menekankan cara bagaimana memperbaiki kehidupan rakyat. Dalam kongres itu terdapat dua prinsip perjuangan dimana yang pertama diwakili oleh golongan muda yang cenderung menempuh jalan perjuangan politik dalam menghadapi pemerintah kolonial, sementara yang kedua diwakili oleh golongan tua yang ingin tetap pada cara lama yaitu perjuangan sosio-kultural.
Kemudian dalam kongres Kedua Budi Utomo yang di lakukan di Jogjakarta 11-12 Oktober 1909, Dr. cipto Mangunkusumo mengusulkan agar Budi Utomo membuka sistem penerimaan keangotaan yang tidak terbatas dari bangsawan jawa semata, tapi terbuka bagi Anak hindia, yang lahir, hidup dan mati di tanah hindi, namun Usul ini ditolak.
Bagi golongan muda perjuangannya itu sangat tepat guna memberikan imbangan politik pemerintah. Orientasi politik semakin menonjol dan kalangan muda mencari organisasi yang sesuai dengan mendirikan Sarekat Islam dan Indische Partij sebagai wadahnya. Dalam perkembangan selanjutnya, meskipun ada kelompok muda yang radikal tapi kelompok tua masih meneruskan cita-cita Budi Utomo yang mulai disesuaikan dengan perkembangan politik. Pada tahun 1914 ketika pecah Perang  Dunia 1, Budi Utomo turut memikirkan bagaimana mempertahankan Indonesia zari serangan luar dengan mengadakan milisi yang diberi wadah dalam Komite Pertahanan Hindia( Comite Indie Weebaar).Pada waktu dibentuknya dewan rakyat (Volksraad) pada tahun 1918 wakil-wakil BU duduk didalamnya yang jumlahnya cukup banyak dan hal ini karena pemerintah tidak menaruh curiga terhadap BU dan juga karena sifatnya yang sangat moderat.
Kebijakan politik yang dilakukan pemerintah kolonial, khususnya tekanan terhadap pergerakkan nasional maka BU mulai kehilangan wibawa, sehingga terjadilah perpisahan antara kelompok moderat dan radikal.pengaruh Budi Utomo makin berkurang dan pada tahun 1935 organisasi itu bergabung dengan organisasi lain men jadi Partai Indonesia Raya (Parindra).
Dalam perjalanannya, Budi Utomo dengan fleksibilitasnya itu mulai menggeser orientasinya dari kultur ke politik. Organisasi Budi Utomo ini bukan hanya dikenal sebagai salah satu organisasi nasional yang pertama di Indonesia tetapi juga sebagai salah satu organisasi yang terpanjang usianya yakni sampai proklamasi kemerdekaan Indonesia.

2.    Sarekat Islam
Sarekat Dagang Islam merupakan cikal bakal dari sarekat Islam, Sarekat dagang Islam didirikan pada 16 Oktober 1905 di surakarta Oleh Haji Samadhoedi. Anggota-anggotanya adalah para pengusaha batik di Surakarta. Guna memperluas informasimaka diterbitkan pula bulletin Taman Pewarta. Dan kemudian juga melakukan kerjasama dengan pengusaha cina.
KebangkitanSarikatDagang Islam merupakan lambanggerakanpembaharuansistemorganisasi.Denganmenanamkanorganisasinyadengannama Islam, gerakanusahanya yang islami, dan di pimpinolehseorang haji, menjadikanSarikatdagangislammemperolehtempat di hatimasyarakatmuslimluas
Berdirinya Sarekat Dagang Islam ini disambut baik oleh para pengusaha batik dengan harapan organisasi ini bisa membantu mereka agar dapat membeli bahan batik yang lebih murah. Meskipun untuk bergerak secara sah harus menyusun anggaran dasarnya untuk disahkan oleh pemerintah. Namun, Haji Samanhudi merasa tidak mampu untuk menyusunnya sehingga beliau meeminta bantuan kepada seorang pelajar Indonesia yang bekerja diperusahaan Surabaya. Dia adalah Cokroaminoto. Setelah bertukar pikiran, timbullah gagasan dari Umar Said Cokroaminoto untuk mengubah nama Sarekat Dagang Islam karena perkumpulan itu tidak terbatas pada para pedagang saja tetapi juga mempunya dasar yang lebih luas sehingga orang islam yang bukan pedagang pun bisa menjadi anggota. Ide ini pun diterima dengan baik oleh Haji Samanhudi.
Pada tanggal 10 September 1912 berdirinya Sarekat Islam disampaikan kepada notaris yang selanjutnya akan disahkan sebagai badan hukum oleh pemerintah. Para anggota menyiarkan berdirinya perkumpulan ini kepada kaum muslimin. Berdirinya perkumpulan ini disambut baik oleh kaum muslimin karena asa dan tujuan Sarekat Islam yang praktis dan sesuai dengan selera kehidupan kaum muslimin. Sehingga dalam waktu singkat perkumpulan ini telah memperoleh banyak anggota. Meskipun permohonan untuk diakui sebagai badan hukum sempat ditolak oleh pihak yang berwajib, akhirnya pada tanggal 8 Maret 1916 diputuskan oleh pihak yang berwajib untuk memberikan pengakuan sebagai badan hukum.
Kongres pertama SI dilakukan pada bulan Juni 1916 di Bandung yang dihadiri oleh 80 SI lokal yang meliputi 360.000 orang anggota. Kongres ini merupakan “Kongres Nasional karena SI mencita-citakan supaya penduduk Indonesia menjadi satu bangsa. Sebelum selanjutnya diadakan Kongres SI kedua di Jakarta pada tahun 1917, muncul aliran revolusioner sosialistis yang diwakili oleh Semaun yang pada waktu itu menjadi ketua SI di Semarang. Akan tetapi kongres tetap memutuskan bahwa azas perjuangan SI adalah mendapatkan pemerintahan sendiri. Selain itu, ditetapkan pula azas kedua yakni perjuangan melawan penjajahan dari kapitalisme yang jahat. Sejak saat itu pula Cokroaminoto dan Abdul Muis mewakili Srekat Islam dalam dewan rakyat.
Pada tahun 1918 kongres ketiga Sarekat Islam dilaksanakan di Surabaya. Keanggotaan SI semakin meningkat hal ini dibuktikan dengan hadirnya anggota yang mencapai 450.000 yang berasal dari 87 Sarekat Islam lokal.Selanjutnya kongres SI keempat tahun1919, SI memperhatikan gerakan buruh atau Serikat Sekerja karena SS akan memperkuat kedudukan partai politik dalam menghadapi pemerintah kolonial.
Perubahan-perubahan dalam tubuh SI dapat dilihat dari kongres-kongresnya. Setelah terjadi peristiwa Cimareme dan kasus AfdelingB maka pada akhir tahun 1919 diselenggarakan kongres SI keempat. Suasana pada saat itu sangat lesu namun perjuangan SI tetap ditegakkan dengan landasan perjuangan antar bangsa yang ini berarti perjuangan melawan pemerintah kolonial harus terus dilakukan. Pengaruh sosial-komunis pun telah masuk ketubuh SI baik itu pusat maupun cabang-cabangnya. Setelah itu mempunyai wadah dalam organisasi yang disebut Indische Sociaal Democratische Vereniging(ISDV).
Pada tahun 1921 kongres kelima dilaksanakan. Semaun melancarkan kritik terhadap kebijakan SI Pusat sehingga timbul perpecahan. Disatu pihak yang dipimpin oleh Semaun menginginkan aliran ekonomi dogmatis sementara itu pihak lain yang dipimpin oleh Cokroaminoto adalah aliran nasional keagamaan. Kedua aliran ini tidak dapat dipersatukan. Didalam kongres SI keenam yang diselenggarakan pada akhir tahun 1921 disetujui adanya disiplin partai. Akibatnya Semaun dikeluarkan dari SI karena berlaku ketentuan bahwa tidak diperbolehkannya merangkap dengan partai lain. Terdapat dua aliran SI yaitu yang berazaskan kebangsaankeagamaan berpusat di Yogyakarta dan yang berazas komunis di Semarang.
Kongres ketujuh diselenggarakan di Madiun pada tahun 1923 yang memutuskan bahwa Sentral Sarekat Islam diganti menjadi Partai Sarekat Islam (PSI). Azas perjuangan PSI adalah nonkoperasi artinya organisasi itu tidak mau bekerjasama dengan pemerintah kolonial, tetapi organisasi itu mengizinkan anggotanya duduk dalam dewan rakyat atas nama diri sendiri. Tujuan PSI sendiri ialah mencapai kemerdekaan nasional berdasarkan agama islam. Nama PSI ditambah dengan Indonesia untuk menunjukkan tujuan perjuangan kebangsaannya dan kemudian pada 1927 menjadi Partai Sarekat Islam Indonesia(PSII).

3.    Indische Partij
Pada tahun 1912 Indische Partij didirikan oleh Tiga serangkai yakni dr. Cipto Mangunkusumo, Dowes Dekker, dan Ki Hajar Dewantara. Indische Partij merupakan organisasi partai pertama yang berjuang untuk mencapai Indonesia merdeka.Tujuan IP adalah
1.    Menumbuhkan dan meningkatkan jiwa persatuan dua golongan untuk memajukan tanah air dengan dilandasi jiwa nasional.
2.    Mempersiapkan kehidupan rakyat yang merdeka.
Keanggotaan Indische Partij terbuka untuk semua golongan tanpa membedakan tingkatan kelas ataupun kasta. Golongan-golongan yang menjadi anggota indische partij diantaranya golongan Bumiputera, golongan Indo, Cina, dan Arab.

Cita-cita perjuangan Indische Partij disebarkan melalui surat kabar De Express. Karena Indische Partij merupakan partai yang tegas dan menyatakan keinginannya memerdekakan Indonesia maka Belanda melarang organisasi ini beroperasi. Walaupun demikian, tokoh-tokoh Indische Partij tetap berjuang. Hal ini dapat dilihat saat Ki Hajar Dewantara megkritik pelaksanaan HUT kemerdekaan Belanda di Indonesia melalui tulisan Als Ih Een Nederlender ( seandainya saya seorang Belanda) yang didalamnya berisi sindiran terhadap ketidakadilan di daerah jajahan.Isi tulisan tersebut kurang lebih sebagai berikut, “Sekiranya saya seorang Belanda, maka saya tidak akan merayakan pesta-pesta kemerdekaan di dalam suatu negeri yang kami sendiri tidak sudi memberikan kemerdekaan negeri itu”. Akibatnya, oleh pemerintah kolonial Belanda yang waktu itu dipimpin oleh Gubernur Jenderal A.F. van Idenburg, artikel itu dianggap menghasut dan akhirnya tiga serangkai diasingkan ke negeri Belanda.Selama masa pembuangan di Belanda, Tiga Serangkai ini tetap melancarkan aksi politiknya dengan menerbitkan majalah” De Indier” yang berupaya menyadarkan masyarakat Belanda dan Indonesia yang berada di Belanda akan situasi di tanah jajahan. Majalah De Indier menerbitkan artikel yang menyerang kebijaksanaan Pemerintah Hindia Belanda.
Sampai pada tahun 1914 Cipto Mangunkusumo dipulangkan ke Indonesia karena menderita sakit keras sementara itu Ki Hajar Dewantara dan Douwes Dekker baru kembali pada tahun 1919.Perjuangan Indische Partij memang sangat singkat, namun tujuannya telah memberi warna baru bagi organisasi pergerakan nasional yakni adanya semangat nasionalisme yang mendalam untuk memperjuangkan nasib rakyat Indonesia.

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Keadaan bangsa Indonesia yang sangat memprihatinkan terutama terlihat dalam bidang pendidikan dimana banyak sekali rakyat Indonesia yang buta huruf. Hal ini mendorong banyaknya bermuncullan pemuda-pemuda yang peduli terhadap penderitaan masyarakat Indonesia yang semakin tertindas oleh penjajah saat itu, yang semakin berada dalam jurang kebodohan, sehingga mereka bersatu untuk membentuk sebuah organisasi yang akan merubah kehidupan masyarakat menjadi lebih baik. Organisasi-organisasi yang didirikaan oleh para pemuda ini yakni organisasi Budi Utomo, Sarekat Islam, dan Indische Partij. Berdirinya organisasi-organisasi ini telah memberi warna baru bagi organisasi pergerakan nasional yakni adanya semangat nasionalisme yang mendalam untuk memperjuangkan nasib rakyat Indonesia.      

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Masur Suryanegara,2009, ApiSejarah. Bandung:Salamadina Hal345

Anshoriy, Nasruddin.dkk. 2008. Rekam Jejak Dokter Pejuang dan Pelopor Kebangkitan Nasional. Yogyakarta: LKIS

Mulyana, Slamet.dkk. 2008. Kesadaran Nasional dari Kolonialisme sampai Kemerdekaan Jilid 1. Yogyakarta: LKIS

Suhartono. 2001. Sejarah Pergerakan Nasional. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Minggu, 06 Mei 2012


Resensiku tentang
“Dinasti Cina Muslim di Nusantara : Berdasarkan Kronik Berita Cina
Kelenteng Sam Po Kong( peninggalan tokoh cina muslim di Semarang)”

Widyo Nugrahanto adalah seorang Sejarawan yang di lahirkan di Tulungagung Jawa Timur pada tanggal 30 Juni 1970. Riwayat pendidikan yang beliau tempuh yakni telah menyelesaikan Strata I Jurusan ilmu Sejarah di Universitas Padjajaran Bandung dan Strata II Program Politik di Universitas Gadjh Mada Yogyakarta. Beliau sekarang bertugas sebagai staff pengajar di Fakultas Sastra Universitas Padjajaran Bandung dan sekarang beliau  menetap di Jatinangor Sumedang Jawa Barat. Karya yang telah berhasil beliau buat adalah bukunya yang mengupas tentang Dinasti Cina Muslim di Nusantara Berdasarkan Kronik Berita Cina Kelenteng Sam Po Kong.
Ide menulis buku ini berawal dari sudah jarang ditemukannya sumber ataupun tulisan mengenai Kronik Berita Cina dari Kelenteng Sam Po Kong. Buku ini merupakan cetakan pertama tahun 2006 yang diterbitkan oleh Uvula Press Bandung, terdiri dari 124 halaman dan tebalnya sekitar 21cm. Kehadiran buku ini diharapkan mampu memberikan informasi perkembangan penelitian di sekitar Kronik Berita Cina serta dapat menjadi suatu wacana alternatif tentang sejarah Indonesia terutama mengenai penyebaran agama islam di Nusantara.[1]
            Penulis dalam menyusun tulisannya telah menggunakan sumber-sumber yang lengkap seperti dari buku-buku, media massa, dan kumpulan artikel-artikel. Beliau berusaha memaparkan secara kronologis mengenai Kelenteng Sam Po Kong dari awal berdiri sampai sekarang. Isi buku Widyo Nugrahanto ini lebih memfokuskan perhatiannya kepada orang Cina Muslim dan bagaimana peran mereka dalam penyebaran agama islam walaupun tidak di pungkiri tetap ada juga menyinggung tentang orang-orang pribumi. Beliau menjelaskan dalam bukunya bahwa Kronik Berita Cina Kelenteng Sam Po Kong merupakan bukti adanya penyebaran agama islam oleh orang-orang Cina Muslim di Nusantara walaupun mereka bukanlah orang pertama yang membawa islam ke Nusantara.[2]
            Kelenteng Sam Po Kong itu sendiri merupakan bangunan bekas masjid yang dulu dibangun oleh Laksamana Cheng Ho ketika beliau bersama teman-temannya singgah di daratan pulau Jawa karena kapal yang mereka tumpangi mengalami kerusakkan. Bangunan ini dalam perkembangannya sangat berperan penting untuk menyebarkan agama Islam di daerah Jawa khususnya Semarang. Penyebaran agama islam tersebut akhirnya memunculkan suatu dinasti baru yakni Dinasti Cina Muslim di Kerajaan Demak.[3] Fungsi Kelenteng Sam Po Kong kini sudah tidak lagi sebagai masjid melainkan digunakan sebagai tempat ibadah orang-orang Tionghoa.
            Karya Widyo Nugrahanto ini memiliki kelebihan yaitu Penulis telah menggunakan sumber-sumber yang lengkap dan dapat dipercaya baik itu sumber dari buku, media massa, ataupun dari artikel-artikel. Penggunaan kata-kata yang sederhana sehingga lebih mudah dimengerti dan dipahami oleh pembaca. Isi buku yang di uraikan sesuai dengan kronologisnya.
Selain itu, karya yang ditulis oleh Widyo Nugrahanto juga memiliki kelemahan diantaranya penggunaan kata penghubung diawal paragraf ataupun kalimat seperti kamudian, sedangkan, di ( di dalam Kronik Berita Cina Kelenteng Sam Po Kong diuraikan pula cerita tentang tokoh Cina Muslim bernama Bong Swi Hoo).[4] Pengaturan Jarak penulisan(spasi) masih ada yang sedikit kacau. Penggunaan tanda baca yang seharusnya digunakan tetapi tidak ada seperti komunitas-komunitas Cina Muslim di pulau Jawa yakni Tuban, Tse Sun(Gresik), Lasem, Ancol dan bahkan yang berada diluar Jawa.[5] Penggunaan tanda baca (,) koma setelah kata Ancol seharusnya ada.
Sumber :
Widyo Nugrahanto. 2006. Dinasti Cina Muslim di Nusantara Berdasarkan Kronik Berita Cina Kelenteng Sam Po Kong. Bandung: Uvula Press


[1] Widyonugrahanto, 2006, Dinasti Cina Muslim di Nusantara Berdasarkan Kronik Berita Cina Kelenteng Sam Po Kong, Bandung: Uvula Press, hal, 7
[2] Ibid., hal, 107
[3] Ibid., hal, 15
[4]Ibid., hal, 51
[5] Ibid., hal, 68

Jumat, 04 Mei 2012

KEBUDAYAAN PENDIDIKAN


A.    Pengertian Kebudayaan Pendidikan
Kebudayaan Pendidikan adalah gagasan, konsep, yang mendasari praksis pendidikan yang merupakan aspek dari keseluruhan kebudayaan. Kebudayaan pendidikan tidak terlepas dari keseluruhan elemen-elemen kebudayaan khususnya filsafat, ilmu pengetahuan, adat istiadat, dan cara hidup lainnya. Didalam sejarah pendidikan Indonesia, dapat kita telusuri praktek pendidikan yang telah muncul pada zaman Hindu Budha dengan sistem asrama yang kemudian terus mengalami perkembangan dan pada zaman masuknya agama islam di Nusantara dengan pendidikan pesantren. Sementara pada masa kolonial praktek pendidikan juga tidak lupt dari pengaruh-pengaruh pemikiran serta praktek pendidikan barat yang dibawa oleh kolonialisme seperti Spanyol, Portugis, dan Belanda.
Jerome Bruner yang merupakan seorang ahli psikologi dan pendidikan terkenal dari Amerika Serikat. Beliau memperingatkan kepada kita mengenai munculnya budaya baru didalam era teknologi informasi dewasa ini. Kebudayaan baru tersebut adalah komputerisme. Banyak manfaat yang dapat membantu proses pendidikan melalui teknologi komunikasi seperti computer. Dia juga mengatakan bahwa pendidikan tidak dapat sekedar direduksi sebagai sebuah informasi , memilah-milah ilmu pengetahuan didalam berbagai kategori. Seharusnya manfaat komputer didalam budaya pendidikan ialah membantu peserta didik untuk menyusun pengertian-pengertian bukan sekedar memiliki informasi sehingga menuntut proses mengerti akan cara-cara dari suatu kebudayaan. Menuntut pemahaman mengenai budaya tertentu didalam perkembangan masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang.
Usaha untuk mengerti kebudayaan pendidikan khususnya didalam proses belajar mengajar. Bruner mengemukakan empat jenis pandangan pedagogik diantaranya:
1.      Pandangan Internalis
Pertanyaan pokok didalam pandangan ini ialah apa yang dapat diperbuat oleh peserta didik didalam proses pendidikannya.
2.      Pandangan eksternalis
Pokok pertanyaannya ialah apa yyang dapat dibuat oleh seorang pendidik terhadap peserta didik didalam proses pendidikannya.
3.      Pandangan intersubjektif
Pandangan yang menganggap proses belajar sebagai suatu proses interaksi antara pendidik dan peserta didik serta sesame peserta didik.
4.      Pandangan objektivis
Pandangan yang menganggap bahwa peserta didik seperti pandangan seorang entomologis yang melihat para peserta didik seperti sekawan semut atau kawanan domba.
Pandangan keseluruhan yang menyeluruh tersebut sifatnya ialah pandangan metakognitif terhadap proses belajar yang artinya tujuan proses belajar bukan sekedar tahu atau menguasai keterampilan yang diinginkan tetapi merupakan proses refleksi termasuk refleksi mengenai jenis pekerjaannya dimasa depan.

B.     Beberapa Budaya Praksis Pendidikan di Indonesia
Kebudayaan Indonesia merupan suatu silang budaya Internasional. Salah satu pengaruh yang sangat membekas di dalam praksis pendidikan Indonesia ialah budaya pendidikan colonial yang masih terus mendominasi berbagai praktek pendidikan kita. Salah satu budaya tersebut ialah intelektulisme dan verbalisme.budaya intelektualisme telah membawa pendidikan nasional kepada yang namanya Paulo Feire(dimana tugas pendidikan ialah mennyodorkan fakta kedalam diri peserta didik sebagai khazanah hafalan. Kebudayaan pendidikan yang menekankan kepada intelektualisme membawa kepada metodologi pendidikan yang verbalistik.proses belajar mengajar bersifat monolog dan tidak ada ruangan bagi pengembangan analisis berpikir dan mengeluarkan pendapat sendiri.
Budaya pendidikan yang menunjang praksis pendidikan yang intelektualisme dan verbalistis dan monolog juga ditopang oleh sikap hidup bangsa Indonesia yang cenderung feodalistis dan birokratik. kedua sikap ini, feodalisme dan birokrasi saling tunjang-menunjang dan menentukan pula corak administrasi dan manajemen pendidikan nasional hingga saat ini.

C.     Budaya Administrasi dan Manajemen Pendidikan Nasional
Secara umum administrasi dan manajemen pendidikan nasional merupakan berbagai usaha untuk mewujudkan visi, misi, dan program dalam penyelenggaraan pendidikan nasional. Terdapat beberapa komponen pendidikan dalam usaha tersebut yakni merencanakan, pembiayaan, penyelenggaraan, dan evaluasi pendidikan nasional.
Administrasi dan manajemen pendidikan nasional ini tidak lain ialah keseluruhan kegiatan untuk mencapai kualitas pendidikan dalam berbagai bentuk, jenis, dan jenjangnya, bagaimana mewujudkan suatu sistem pendidikan nasional yang efisien serta relevan dengan kehidupan bermasyarakat, dan berbangsa, serta bagaimana menyelenggarakan pendidikan nasional dalam rangka menghidupkan pandangan hidup demokrasi dalam rangka membangun masyarakat madani Indonesia. Administrasi dan manajemen pendidikan nasional mengandung unsur-unsur sebagai berikut:
1.      Mempunyai visi, misi, dan program-program yang jelas
2.      Mempunyai rencana baik jangka panjang, menengah, dan jangka pendek yang disusun secara rapi dan terarah
3.      Mempunyai seperangkat strategi untuk mewujudkan rencana yang telah disepakati
4.      Suatu organisasi yang efisiendan dinamis untuk mendukung pelaksanaan mencapai tujuan rencana-rencana yang telah tertata dengan baik
5.      Pelaksanaan kegiatan-kegiatan untuk mewujudkan tujuan-tujuan tersebut didukung oleh sumber daya manusia yang profesional, baik untuk tingkat pelaksana, supervise, serta tenaga-tenaga penunjang lainnya.
Administrasi dan manajemen pendidikan dapat dibagi menjadi dua jenis yakni administrasi dan manajemen pendidikan yang bersifat makro dan mikro. Administrasi dan manajemen pendidikan yang bersifat makro dapat dibedakan lagi antara yang bersifat nasional dan daerah sedangkan yang bersifat mikro ialah yang berorientasi kepada masyarakat lokal dan pada lembaga-lembaga sekolah atau pendidikan. Selain itu, terdapat juga dua komponen administrasi dan manajemen pendidikan nasional yang pada dasarnya memiliki dua aspek pokok yaitu:
1.      Aspek manajemen atau perangkat teknis untuk mewujudkan pencapaian tujuan yang telah diletakkan didalam visi dan misi pendidikan nasional
2.      Aspek kepemimpinan termasuk didalamnya keseluruhan sumber daya manusia yang akan mewujudkan kegiatan-kegiatan yang telah direncanakan.
Kedua aspek ini saling berkaitan satu sama lain sehingga tidak dapat dipisah-pisahkan. Manajemen yang baik hanya dapat berhasil apabila didukung oleh kepemimpinan yang benar.

Administrasi dan maanajemen pendidikan yang sentralistis
Sebagai sebuah Negara kesatuan kita cenderung lebih mengandalkan administrasi dan manajemen pendidikan yang sentralistis. Seperti telah kita lihat administrasi dan manajemen pendidikan yang sentralistik muncul dari perumusan strategi makro yang sulit mencapai grassroot yaitu pada tingkat sekolah. Apalagi keadaan Negara dan masyarakat Indonnesia yang begitu luas dan beragam, tentunya strategi makro tidak efisien karena banyak menunjang pelaksanaan kebijakan yang sangat terpusat oleh karena itu gaya manajemen yang sentralistik cenderung pada otoriterisme yang tentu tidak akan menghasilkan kualitas pendidikan yang diinginkan. Lembaga-lembaga pendidikan hanya sekedar menghasilkan robot-robot tanpa mengembangkan kemampuan kreativitas. Konsekuensi dari administrasi dan manajemen pendidikan yang sentralistis ialah ketiadaan partisipasi masyarakat didalam mengelola pendidikannya sendiri. Lembaga-lembaga pendidikan terisolasi dan merupakan tanggung jawab sepenuhnya dari pemerintah pusat. Masyarakat secara langsung tidak mempunyai wewenang untuk mengontrol jalannya pendidikan nasional.
Administrasi dan manajemen pendidikan yang sentralistik akan tunduk kepada birokrasi. Besar kemungkinan tidak lagi mempunyai bobot profesional telah berganti dengan pertimbangan-pertimbangan yang tidak objektif atau yang berdasarkan kepada kepentingan golongan atau pertimbangan politik lainnya. Administrasi dan manajemen pendidikan yang demikian dengan gaya otoriter tidak mungkin untuk menciptakan suatu sistem yang akan membawa generasi muda menjadi anggota masyarakat yang demokratis, yang menghargai profesionalisme, dan yang bertanggung jawab langsung terhadap kesejahteraan masyarakatnya. Orang tua dan masyarakat sebagai bagian dari pendidikan nasional yang terpenting telah kehilangan peranan dan tanggunng jawabnya, peserta didik, orang tua, dan masyarakat juga telah menjadi korban sebagai objek dari suatu sistem yang dikuasai oleh otoriterisme.

Partisipasi Masyarakat
            Administrasi dan manajemen pendidikan nasional yang efektif dan efisien memberikan tempat seluas-luasnya bagi partisipasi masyarakat. Tanpa adanya partisipasi dari masyarakat lembaga pendidikan akan terasing dari pengabdiannya bagi kebutuhan masyarakat yang nyata. Misalnya, pendidikan pesantren yang merupakan wujud dari pendidikan yang indigenous yakni pendidikan yang lahir dari kebutuhan dan untuk masyarakat dimana lembaga itu hidup. Dewasa ini badan PBB seperti UNICEF telah menganjurkan community based education yaitu pendidikan yang diabdikan untuk bersama-sama dan dari masyarakat sendiri. Community based education diharapkan merupakan salah satu fundasi untuk mewujudkan masyarakat madani.

Guru dan Administrator yang Otonom
            Didalam administrasi dan manajemen pendidikan segala sesuatunya telah diatur oleh pusat sehingga tidak ada tempat bagi peranan guru dan administrator pendidikan yang kreatif dan inovatif, tidak ada tempat untuk bereksperimen. Guru dan administrator tidak mempunyai keleluasaan untuk melaksanakan yang terbaik sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakat lokal. Segala penyimpangan-penyimpangan dari prosedur yang telah ditetapkan merupakan pelanggaran. Dengan sendirinya peranan dan fungsi sekolah, guru, supervisor tidak lebih dari suatu sekrup dari mesin birokrasi yang besar.jika dilihat secara sepintas memang dapat dibayangkan akan tercapai mutu pendidikan yang di inginkan. Ibarat mesin besar dari pusat bergerak maka dengan sendirinya sekrup-sekrup kecil dilembaga pendidikan akan ikut bergerak. Namun, pada kenyataannya tidak demikian. Manusia bukanlah sebuah mesin dan masyarakat bukanlah pabrik. Masyarakat madani yang kita inginkan ialah masyarakat yang mengakui perbedaan perbedaan dan menghargai kesepakatan dari kepentingan orang banyak. Oleh karena itu, guru dan administrator pendidikan harus dapat menciptakan kondisi bagi hidupnya semangat kreatif dan inovatif yang menghargai adanya perbedaan didalam masyarakat.
            Guru adalah profesi yang otonom artinya dia harus mempunyai keleluasaan untuk menginterpretasikan gaya dan materi yang akan dibawakannya sesuai dengan kemampuan peserta didik dan tuntutan masyarakat lokal. Sementara supervisor atau administrator  mempunyai peranan dan fungsi untuk memberikan pengarahan dan bukan untuk mematikan inisiatif para guru.

Peran Supervisi
Supervisi dalam pengertian kepolisian ialah yang bertugas memperhatikan apakah tindakan-tindakan yang dilakukan berlawanan dengan kaidah-kaidah hukum yang berlaku. Dalam pengertian manajemen, supervisi bukan sekedar melihat ketepatan pelaksanaan peraturan yang berlaku tetapi lebih ditekankan pada self supervision yakni kesadaran dan misi para pelakunya untuk bertanggung jjawab terhadap visi dan misi organisasi. Tanggung jawab dan hak-hak didalam hubungan supervise dan pelaksana dalam suatu organisasi yang demokratis akan saling melengkapi. Tidak adanya pertentangan diantara supervisor dan pelaksana yang ada ialah rasa untuk saling membantu. Fungsi supervisi bukan mencari kesalahan tetapi melengkapi dan mendorong sukses yang telah dicapai oleh para pelaksana.

D.    Administrasi dan Manajemen Pendidikan yang Bertumpu pada Lembaga Sekolah
Administrasi dan manajemen pendidikan selama ini sifatnya sangat makro sehingga terlalu luas dan kurang terfokus yang mengakibatkan efisiensi  sistem pendidikan kita yang rendah sehingga dengan demikian sangat berpengaruh didalam pencapaian kualitas pendidikan sebagaimana yang telah dikonstratir oleh Badan Pertimbangan Pendidikan Nasional(1998). Oleh sebab itu, sudah waktunya untuk memfokuskan perhatian terhadap lingkungan lembaga pendidikan (sekolah) untuk membentuk tingkah laku yang kita inginkan.
Pendekatan institusional administrasi dan manajemen pendidikan PIAM kini telah di coba dan dilaksanakan dibanyak Negara seperti Amerika dan Australia. Pendekatan ini sesuai dengan proses demokratisasi dan otonomi pemerintahan daerah bahkan menunjang proses demokratisasi bangsa ini dalam rangka untuk mewujudkan suatu masyarrakat madani Indonesia. Banyak hal-hal positif yang dapat dipetik dari PIAM, segi-segi positif misalnya terjadinya pemanfaatan secara maksimal sumber daya manusia karena PIAM menyadari akan pentingnya expertise dan kompetensi dari para guru untuk melaksanakan tugas-tugasnya. Didalam kondisi PIAM, kemampuan individual seorang guru diberikan kebebasan yang sangat luas untuk dapat dilaksanakan. Loyalitas dan komitmen staf yang semakin meningkat karena terdapat kesempatan untuk ikut serta mengembangkan sesuatu yang lebih baik sehinngga akan mengembangkan sense of ownership. Rencana-rencana yang telah disusun bersama akan dilaksanakan dengan giat.keterampilan kepemimpinan akan terus dikembangkan karena partisipasi yang meningkat menuntut kualitas kepemimpinan yang semakin tinggi. Pendekatan PIAM tergantung pada keseimbangan antara otonomi dan kontrol yang hanya dapat dicapai melalui saling pengertian dan kejelasan mengenai misi dan visi organisasi.
Didalam usaha melaksanakan PIAM juga menghadapi berbagai macam masalah diantaranya:
1.      Bertambahnya beban kerja. Dalam mengubah cara kerja dan kepemimpinan yang sifatnya lebih otoriter menjadi lebih demokratis tentunya memerlukan waktu yang cukup lama. Para anggota harus belajar untuk berdiskusi dan mengambil keputusan secara bersama-sama sehingga menuntut suatu sikap yang baru dan sikap penuh kesabaran dan menghormati perbedaan pendapat.
2.      Pelaksanaan PIAM memerlukan biaya yang lebih besar bila dibandingkan dengan organisasi yang sentralistik dan monolitik. Namun, bila PIAM telah terselenggara dengan baik maka masalah biaya akan dapat dihemat sehingga menjadi lebih efisien.
3.      Mengubah struktur organisasi yang biasa menjadi PIAM memerlukan perkembangan staf yang lebih baik. Oleh sebab itu pengembangan sumber daya manusia merupakan prioritas penting didalam pengembangan PIAM.
4.      Pendekatan PIAM menuntut adanya kepemimpinan yang mantap. Apabila supervisor dan kepala sekolah terus- menerus berubah maka sukar untuk ditegakkannya suatu organisasi yang kuat dan manajemen yang berhasil.
5.      Lembaga-lembaga pendidikan(sekolah)  telah terpenjara didalam suatu sistem yang kaku dan birokrasi yang ketat. Hal ini tentu akan menjadi penghalang besar didalam menerapkan PIAM.

Kamis, 03 Mei 2012

SUKU MAORI


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Awal kedatangan Suku Maori ke Selandia Baru
Sebelum ditemukan oleh bangsa polenesia, kepulauan selandia baru merupakan pulau yang terisolasi. Pulau utara dipercaya memiliki penghuni yaitu suku primitive yang disebut Moriori.[1] Bangsa polenesia pertama kali menemukan pulau ini pada 800M dan melakukan proses migrasi sampai 1350M.[2] Bangsa Polenesia ini datang  ke Selandia baru menggunakan kanao-kanao dari hawaika yang berada di kepulauan polenesia di samudra pasifik menuju ke arah selatan. Mereka menggunakan sistem cuaca subtropik untuk menavigasikan pelayaran mereka ke selandia baru. Dalam perjalanannya, mereka menemukan sebuah daratan yang dari laut terlihat seperti tertutup awan berwarna putih. Mereka akhirnya mendarat ke pulau itu dan memberinya nama Aatearoa yang berarti “The Land With a Long White Coulds” atau tanah awan putih yang bergerak.[3] Kata Aatearoa sebenarnya merupakan gambaran dari selandia baru sendiri, yaitu tanah demngan awan putih yang panjan, yaitu gambaran tentang selandia baru saat diselimuti oleh salju. Pulau yang mereka temukan ini sebenarnya adalah pulau utara.
Setelah ditemukannya pulau Aetearoa, maka secara berkala bangsa Polenesia melakukan migrasi. Pada 1000-1100 M para penjelajah Polenesia Toi dan Wathonga  mengunjungi Selandia Baru. Dilanjutkan pada tahun 1350, Armada besar bangsa polenesia mulai mendatangi Aetearoa menggunakan tujuh kanao, yaitu Aotea, kurahaupo, mataatua, tainui, te, arawadan, takitimu[4]. Awal migrasi besar-besaran ini sempat menyebabkan gesekan denagn suku Moriori sehingga membuat suku itu hancur dan akhirnya punah. Mereka akhirnya menetap dan mulai mengembangkan kebudayaan mereka di pulau tersebut. Suku maori juga dikenal sebagai suku yang ulung dalam hal pelayaran. Suku polenesia, yang merupakan nenek moyang suku maori, memang terkenal sebagai pelaut yang ulung. Suku Maori berkembang dan menetap di pantai timur selandia baru.
B.     Nama Maori
Nama maori sebenarnya muncul setelah datangnya orang-orang eropa ke selandia baru. Dulunya sebelum datang orang eropa bangsa polenesia yang menetap di selandia baru tidak bernama. Awalnya orang-orang Polenesia yang menetap di selandia baru bagian timur itu hanya menyebut kelompok mereka dengan kata “iwi” yang secara harfiah berate tulang. Maksud dari kata iwi sendiri adalah orang yang terikat oleh garis keturunan dari satu nenek moyang yang sama. Itu menggambarkan bahwa mereka berasal dari nenek moyang yang sama, yaitu bangsa polenesia dari timur pasifik. Karena hanya mereka yang tinggal di wilayah selandia baru saat itu mereka tidak pernah menamai kelompok merea sevara kolektif.
Nama maori sendiri muncul setelah kedatangan bangsa barat ke selandia baru sekitar  tahun 1830. Kata maori yang berarti ‘orang biasa’ digunakan oleh bangsa barat untuk menyebut orang-orang telah tinggal di tanah Selandia Baru sebelum mereka datang. Sebenarnya penyebutan penduduk asli dengan nama maori digunakan untuk membedakan orang-orang barat dengan penduduk asli. Orang barat menyebut mereka sebagai Pakeha yang berarti orang kulit putih. Sama seperti kebiasaan di daerah temuan lain, orang barat menganggap bahwa mereka lebih baik dari penduduk asli yang mendiami daerah temuan mereka. oleh sebab itu mereka sering menamai penduduk asli dengan sebutan yang mendeskriditkan.
C.    Ciri-ciri Suku Maori
Cirri-ciri fisik orang maori sama seperti orang polenesia pada umunya, namun sebagian besar orang maori yang tinggal di pulau utara memilki ciri fisik yang merupakan perpaduan dari polenesia dengan Melanesia. Hal ini berindikasi bahwa pada saat awal kedatangan bangsa polenesia sempat terjadi perkawinan campur dengan penduduk moriori yang merupakan ras Melanesia. Jenis maori campuran ini umumnya memiliki rambut hitam bergelombang menyerupai ras polenesia tetapi bentuk hidung dan bibir menyerupai ras Melanesia, yaitu hidung pesek dan bibir tebal. Kulit mereka juga berwarna cokelat. Biasanya suku maori di pulau utara menggunakan kapur untuk memutihkan rambut supaya tampak merona kemerahan.[5]
Untuk suku maori yang ada di pulau selatan umumnya memilki cirri fisik yang kental dan sangat mirip dengan ras polenesia. Mereka mempunyai rambut hitam dan melambai, mata cokelat gelap, bibir tebal dan menonjol, hidung datar dengan lobang hidung yang besar, dan giginya besar, putih, dan teratur.[6] Pada umunya orang-orang suku maori berumur panjang karena umunya mereka hidup sederhana, pekerja keras dan prosuktif pada usia muda. Pada umunya orang mauri mati karena memang sudah tua, terkena ilmu hitam dan penyakit cacar yang dibawa oleh orang eropa.
D.    Kebudayaan Maori
Suku maori memilki kebudayaan yang cukup tinggidan menjadi icon bagi selandia baru. yang paling terkenal dari suku maori adalah seni tatonya. Tato dalam adat maori memiliki makna suci dan merupakan perlambang dari kelompok mereka. Orang maori mempunyai cara khusus untuk menato tubuhnya, yaitu dengan membuat torehan atau pahatan pada kulitnya menggunakan pisau atau pahat yang terbuat dari kulit kerang laut. Sedangkan untuk tinta mereka menggunakan dua jenis, yang pertama terbuat dari organism yaitu dari sayuran dan ulat. Kedua, dari arang kayu. Untuk tinta yang berasal dari arang kayu biasanya digunakan untuk menato bagian wajah.  Dalam bahasa maori tato dikenal dengan Ta Moko  yang berarti menyerang atau tekan, yang diartikan sebagai cara suku maori membuat tato. Motif tato pada suku maori biasanya berupa spiral yang dipahatkan pada wajah, pantat dan kaki. Namun pada wanita maori umunya tato dibuat pada bibir, dagu atau leher bagian belakang. Pembubuhan tato pada orang maori dimulai sejak dia beranjak dewasa. Tato sendiri merupakan symbol dari perjalanan hidup orang-orang maori.
Hangi adalah makanan khas suku maori.makanan dimasak dengan cara disekap ke dalam api di bawah tanah.caranya batu dipanaskan dalam api di bawah tanah.caranya,batu dipanaskan dalam api di bawah tanah,kemduian makanan yang akan dibakar diletakkan di atasnya,lalu ditutup dengan daun kubis atau selada air.lama memasak 3 jam.konon rasanya seperti masakan yang dukukus dengan rasa tanah!yang pasti,makanan yang dimasak dengan cara ini sehat lho.
Rumah suku maori adalah rumah merah. Rumah ini berbentuk rumah panggung yang terbuat dari kayu dan keseluruhannya di cat dengan warna merah dan beratapkan ilalang. Suku maori juga mempunyai tarian yang terkenal yaitu kappa haka, yang merupakan tarian perang namun saat ini digunakan sebagai tarian untuk menyambut tamu. Music khas dari maori yaitu whaikorero. Maori juga terkenal dengan tradisi lisannya, yaitu cerita-cerita mitos yang berkembang secara turun temurun. Contohnya saja cerita tentang asal usul orang maori adalah dari pemisahan antara dewa langit dan dewa bumi. Orang maori percaya mereka adalah keturunan dari kedua dewa tersebut.
E.     Kontak Suku Maori dengan Bangsa Eropa
Abel Tasman merupakan orang eropa yang menemukan selandia baru. Awalnya dia menamakan Selandia baru dengan sebutan State Landt karena dia menganggap selandia baru merupakan bagian dari pesisir argentina. Setelah diketahui bahwa selandia baru bukanlah bagian dari benua amerika, maka oleh pembuat peta asal Belanda nama State Landt diganti dengan New Zeland. Zelandt sendiri merupakan nama salah satu kota yang ada di Belanda. Abel Tasman bersama awak kapalnya mengalami penyerangan oleh suku Maori. Tahun 1768 Jamess Cook yang berkebangsaan inggris datang ke Selandia Baru. dia datang ditemani Tupaia, seorang polenesia, yang bertugas sebagai penerjemah. Salah satu penyebab gagalnya Abel Tasman tadi adalah ketidak pahaman bahas yang digunakan, sehingga untuk melancarkan ekspedisi cook sengaja membawa seorang polenesia  sebagai ahli bahasa. Cook berhasil mengelilingi seluruh pulau selama enam bulan dan memberi nama beberapa daerah.
            Setelah kedatangan Jamess Cook banyak orang eropa yang mengunjungi selandia baru, seperti spanyol, portugis, perancis dan bangsa yang lain. Tujuan mereka beragam, ada yang hanya singgah dari amerika, berdagang atau menyebarkan agama. Banyak orang eropa yang bermigrasi ke selandia baru. Semakin banyaknya orang Eropa yang menetap di selandia Baru menimbulkan konflik dengan suku asli, yaitu maori. Pada umunya yang menjadi penyebab konflik adalah perpedaan pemahaman tentang kepemilikan tanah. Saat itu, beberapa daerah tidak memiliki hukum, hingga akhirnya untuk menyelamatkan keadaan, Kerajaan Inggris mengirim William Hobson pada sekitar tahun 1839 untuk mengadakan perjanjian dengan bangsa Maori yang kemudian disebut dengan perjanjian “The Treaty of Waitangi” yang disetujui oleh kedua belah pihak di Teluk Pulau pada tanggal 6 Februari 1840. Perjanjian ini menjanjikan adanya perlindungan hak atas kepemilikan tanah dan pemerintahan baik kepada warga pendatang ataupun kepada bangsa Maori, namun pada prakteknya malah menimbulkan percekcokan dan bahkan perang  antara pendatang dan bangsa Maori. Peperangan ini dimenangkan oleh Pendatang  dan sejak saat itu Selandia Baru berada di bawah pemerintahan Kerajaan Inggris.



[5] Elsdon Best, The Maori as He Was: a Brief Account of Maori Life as It was in Pre-european Days, (wellington, Dominion Museum, 1934),  hlm.5
[6] Ibid, hlm6-8