Gunung
menumbing berada diwilayah Kabupaten Bangka Barat, berada diatas bukit dengan
ketinggian 450 meter diatas permukaan laut dan dikelilingi oleh kawasan hutan
lindung.[1]
Wisma Menumbing didirikan pada tahun 1927, dimana letaknya berada dipuncak
Bukit Menumbing yang merupakan asset sejarah yang harus terus dilestarikan karena
tempat ini pernah menjadi tempat pengasingan tokoh - tokoh perjuangan
Kemerdekaan Indonesia terutama Bapak Proklamator "Bung Karno" dimana
mereka dibuang atau diasingkan oleh orang Belanda pada Februari 1949. Tempat
pengasingan ini menjadi saksi sejarah perjuangan pahlawan kita. Ditempat ini
para pejuang bangsa menghabiskan waktu untuk berdiskusi dan memikirkan nasib
bangsa Indonesia.
Tokoh-tokoh
Nasional yang diasingkan oleh Belanda ke tempat ini diantaranya Mohammad Hatta,
Mr A.G. Pringgodigdo, Mr. Assaat dan Komodor Udara S Suryadarma, Mr. Mohammad
Roem, Mr. Ali Sastroamidjojo, Bung Karno, dan Agus Salim.[2]
Beberapa benda-benda
peninggalan bung karno dan rekan-rekannya di Wisma Menumbing di di rawat dan
dijaga dengan baik agar tidak rusak. Tempat pengasingan ini pun sekarang telah
menjadi tempat wisata bagi pengunjung yang ingin melihat secara langsung
keadaan disana. Benda-benda peninggalan itu diantaranya berupa ruang tidur dan
ruang kerja bekas para pemimpin yang masih terpelihara sampai sekarang,
sejumlah foto-foto kenangan yang merekam keberadaan Pemimpin RI masih dapat
dilihat oleh pengunjung, mobil buatan Amerika merek Ford yang dulu digunakan
oleh Bung Karno dengan nomor polisi BN 10 pun masih utuh, serta puisi Bung
Karno yakni “Kenang-kenangan Menumbing dibawah Sinar Gemerlap Terang Cuaca”
masih disimpan dan terawatt dengan baik.[3]
Kumpulan
Foto Bung Karno selama berada di Pengasingan Bukit Menumbing
Mobil
yang sering digunakan Bung Karno
Ruang Meeting Bung Karno dan Kawan-kawan
[1]
Gagas Ulung, 2010, Amazing Bangka Belitung, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,
hal. 92
[2] http://pa-sungailiat.pta-babel.net/saksi-sejarah-pahlawan-ri-di-gunung-menumbing.pasgt,
diakses pada 23 maret 2012 pukul 20.17
[3] Gagas Ulung, Ob. Cit,. hal. 93
[3] Gagas Ulung, Ob. Cit,. hal. 93